PENGALAMAN RESILIENSI PADA LANSIA PENYINTAS COVID 19
DOI:
https://doi.org/10.35270/z59fw024Kata Kunci:
Resiliensi, Lansia, Long Covid, Penyintas Covid 19Abstrak
Latar belakang: Penyintas covid 19 masih bergejala hingga lebih dari 60 hari setelah onset pertama muncul. Kondisi ini dikenal sebagai long covid. Terdapat banyak sekali lansia yang mengalami long covid dan menjadi penyintas covid 19. Para pasien lansia tersebut
membutuhkan baik dukungan perawatan medis, perawatan paliatif, dukungan sosial serta spiritual. Pada proses perjalanan para lansia melawan corona virus tidak mudah. Banyak yang mengalami gangguan cemas, depresi, ketidakberdayaan, stres, trauma dan gangguan psikososial lainnya. Keadaan tersebut sering kali masih dirasakan meski mereka sudah dinyatakan sembuh. Perlunya perawatan paliatif berkelanjutan dan perawatan kesehatan mental untuk membangun
resiliensi pada diri para pasien lansia. Resiliensi yang baik menjadi sistem pertahanan kesehatan jiwa pada pasien. Mereka yang memiliki resiliensi pada dirinya dapat menghadapi kesulitan hidup dengan tenang dan tetap sehat secara psikologis maupun fisik. Fenomena-fenomena dari
para pasien lansia yang menjadi penyintas covid 19 dan memiliki resiliensi pada dirinya tidak dapat digambarkan secara kuantitatif, karena setiap pengalaman dari partisipan yang memiliki resiliensi secara psikologis berbeda satu dengan yang lainnya.
Metode: Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan studi fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam studi fenomenologi interpretatif ini adalah 9 partisipan yang telah memenuhi
kriteria dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenology Analysis (IPA) dalam proses analisisnya. Partisipan dalam penelitian ini adalah Lansia Penyintas covid 19 yang sudah mengalami resiliensi. Pemilihan
partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purpose sampling sesuai dengan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti.
Hasil: Dalam penelitian ini menghasilkan 5 tema, diantaranya: Merasa trauma dengan pengalaman masa kritis covid 19, Berduka ditinggal berpulang pasangan hidup, Butuh waktu untuk dapat menerima keadaan, Menerima ketentuan Tuhan dengan terpaksa, Berusaha bangkit dari keterpurukan
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian pada para lansia penyintas covid 19 dapat difahami bahwa tidak mudah mereka untuk dapat bangkit dari masa-masa sulit akibat pandemi covid 19. Banyak amarah, kekecewaan, stres, trauma, insomnia, hingga berduka karena kehilangan orang tercinta. Hal tersebut dapat dilampaaui oleh para partisipan lansia penyintas covid 19 karena adanya dukungan keluarga, dukungan masyarakat serta lingkungan sosial, pola pikir positif, rasa
mencintai diri sendiri, serta keyakinan dan kekuatan spiritualiatas membentuk resiliensi.
